Senin, 26 Agustus 2013

Sunat dan Khitan modern menggunakan klamp

Studi Menunjukkan Sunat Dewasa Membantu Mencegah Infeksi HIV


Menurut sebuah studi dari Uganda yang dilaporkan dalam jurnal akses terbuka mBio edisi 16 April 2013, pembuangan kulup dalam proses sunat modern mengurangi bakteri anaerob, yang memungkinkan sistem kekebalan untuk mempertahankan patogen menular seksual seperti HIV. Hasil studi ini diterbitkan dalam American Society for Microbiology (ASM).

Berikut adalah kutipan yang diedit dari siaran pers ASM yang menggambarkan penelitian dan temuannya. Sunat secara drastis mengubah mikrobioma penis, perubahan yang dapat menjelaskan mengapa sunat menawarkan perlindungan terhadap HIV dan infeksi virus lainnya. Dalam sebuah penelitian yang akan diterbitkan pada tanggal 16 April di mBio, jurnal akses terbuka dari American Society for Microbiology, para peneliti mempelajari efek sunat dewasa pada jenis bakteri yang hidup di bawah kulup sebelum dan setelah sunat. Pada satu tahun pasca-prosedur, total beban bakteri di daerah itu telah turun secara signifikan dan prevalensi bakteri anaerob, yang berkembang di lokasi dengan oksigen yang terbatas, menurun sementara jumlah beberapa bakteri aerobik meningkat sedikit. “Perubahan dalam masyarakat benar-benar ditandai dengan hilangnya anaerob. Ini dramatis,” kata penulis, Lance Price dari Translational Genomics Research Institute (TGen) di Flagstaff, Arizona dan George Washington University di Washington, DC. “Dari segi ekologi, ini seperti menggulirkan batu dan melihat perubahan ekosistem. Anda menghilangkan kulup dan Anda meningkatkan jumlah oksigen, menurunkan tingkat kelembaban – kami mengubah ekosistem,” ia melanjutkan.

Percobaan terkontrol acak menunjukkan bahwa sunat mengurangi risiko infeksi HIV pada pria sebesar 50%-60% dan mengurangi risiko infeksi HPV dan virus herpes simpleks tipe 2, tetapi alasan biologi dibalik manfaat ini tidak dipahami dengan baik. Bisa jadi bahwa anatomi penis yang di sunat membantu mencegah infeksi, atau bisa juga bahwa perubahan dalam perlindungan mikrobioma, atau beberapa kombinasi dari keduanya.

Menggunakan sampel usap dari uji coba besar sunat di Uganda, Price dan rekannya di Johns Hopkins
dan TGen ingin menentukan apakah sunat secara signifikan mengubah komunitas mikroba di penis. Menggunakan teknik kuantitatif disebut qPCR bersama dengan pyrosequencing untuk mengidentifikasi anggota masyarakat, para peneliti membandingkan sampel dari pria yang tidak di sunat dengan sampel dari laki-laki disunat yang diambil baik sebelum prosedur dan pada satu tahun kemudian. “Ada perubahan dramatis dan signifikan dalam mikrobioma penis sebagai akibat dari sunat laki-laki” kata Price. Pada awalnya, mikrobiota dari kedua kelompok laki-laki tersebut adalah sebanding. Setahun setelah operasi beban bakteri pada semua pria agak menurun, namun pada pria yang disunat penurunan secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak disunat. Dan hampir semua kelompok bakteri yang berkurang adalah kelompok anaerob atau anaerob fakultatif. Secara keseluruhan perubahan ini mengurangi keanekaragaman mikrobiota.“Dari perspektif kesehatan masyarakat temuan ini benar-benar menarik karena beberapa organisme yang menurun memang dapat menyebabkan peradangan,” kata Price.

Studi menunjukkan mengapa khitan dewasa membantu mencegah infeksi HIV tentang bagaimana mengganggu mikrobioma usus dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi Sekarang kita pikir mungkin gangguan ini (dalam mikrobioma penis) bisa menjadi hal yang baik dapat memiliki efek positif,” kata Price.

Namun apa peran mikrobioma penis mungkin bermain dalam penularan HIV belum diketahui, tetapi penelitian menunjukkan bahwa bakteri dapat mempengaruhi seberapa rentan penis terhadap infeksi virus yang menular secara seksual. Di antara laki-laki yang tidak tersunat, beban bakteri yang tinggi dapat mengaktivasi sel di kulup yang disebut sel Langerhans, mencegah mereka dari melakukan peran normal mereka dalam menangkis virus.

Untuk menindaklanjuti studi ini, Price mengatakan ia dan rekan-rekannya berencana untuk menjawab
pertanyaan tentang apakah mikrobioma penis memengaruhi penularan HIV dengan mempelajari kemungkinan kaitan antara perubahan dalam mikrobioma dan tanggapan sitokin, mekanisme yang dapat mengaktifkan sinyal sistem kekebalan tubuh. Menurut Price, penelitian ini memiliki implikasi di luar sunat. Memahami perubahan mikrobioma setelah operasi akhirnya bisa mengarah pada tindakan yang tidak memerlukan prosedur pembedahan. “Pekerjaan yang kita lakukan, yang berpotensi mengungkapkan mekanisme biologis yang mendasari, bisa mengungkapkan alternatif untuk sunat yang akan memiliki dampak biologis yang sama. Dengan kata lain, jika kita menemukan bahwa kelompok anaerob yang meningkatkan risiko infeksi HIV, kita bisa mencari cara alternatif untuk menurunkan anaerob ini,” dan mencegah infeksi HIV di semua laki-laki yang berisiko secara seksual, Price mengatakan.

Keyword : Sunat, Khitan, Sunat Anak, Khitan Anak, Sunat Modern, Khitan Modern, Sunat Laser, Sunat Konvensional, Sunat Klamp

Minggu, 25 Agustus 2013

Mengapa Sunat Dikatakan Dapat Menurunkan Risiko HIV???


Setelah beberapa lama menjadi misteri, akhirnya para ilmuwan berhasil mengungkapkan mengapa sunat pada pria bisa menurunkan risiko penularan HIV. Dalam studi yang dimuat dalam jurnal mBio, para ilmuwan menjelaskan bahwa perubahan populasi bakteri yang hidup di sekitar penis akibat tindakan sunat menjadi alasan di balik rendahnya risiko tertular HIV. 

Menggunakan teknologi teranyar sehingga pengurutan gen dari organisme lebih cepat dan mudah diakses, peneliti melakukan analisis secara mendalam pada gen dari mikroba yang berada di sekitar penis. Sebanyak 156 pria Uganda yang di sunat saat dewasa menjadi responden dalam penelitian ini. Mereka memberikan sampel sebelum sunat dan setahun setelahnya.

Meski tidak ada perbedaan signifikan pada komunitas bakteri sebelum sunat dan setelahnya, tetapi pada kurun waktu 12 bulan kemudian, pria yang di sunat memiliki jumlah bakteri yang bisa bertahan di kondisi beroksigen rendah (anaerob) lebih sedikit dan bakteri yang perlu oksigen (aerob) lebih banyak.

Secara umum, pria yang di sunat memiliki jumlah bakteri 33% lebih rendah sehingga berpengaruh pada kemampuan tubuh dalam melawan infeksi seperti HIV. Jumlah bakteri yang tinggi, seperti pada penis pria yang tidak disunat, akan mengaktifkan sel Langerhans di permukaan kulit. Sel-sel ini juga ditemukan di seluruh permukaan kulit manusia dan normalnya bertindak sebagai lini pertama pertahanan tubuh melawan patogen.

Dalam kondisi aktif, sel Langerhans ternyata justru mempermudah penularan HIV dengan menarik sel-sel spesifik yang ditargetkan oleh HIV, yakni CD4 dan sel T, kemudian mengikatnya. Sehingga, sel-sel yang sehat justru menjadi sasaran mudah dari HIV.

"Telah terjadi revolusi pada pemahaman kita akan mikroba. Mikroba sebenarnya sama seperti halnya sistem organ yang lain dan kita baru sampai pada permukaan untuk memahami kaitan antara mikroba dan sistem imun" kata Lance Price, yang melakukan riset ini.

Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa perubahan populasi bakteri di usus, misalnya, berdampak pada risiko obesitas. Studi lain juga menemukan kaitan yang kuat antara komunitas mikroba dan faktor risiko kanker, asma, serta penyakit kronis lainnya.

keyword : sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern, khitan modern, klamp

Sunat Bisa Cegah Kanker Prostat


Selain untuk menjaga kebersihan organ intim, sunat ternyata dapat mencegah perkembangan penyakit mematikan seperti kanker prostat. Sebuah riset teranyar yang dipimpin para ilmuwan dari Fred Hutchinson Cancer Research Center telah menemukan bahwa sunat sebelum hubungan seksual pertama seorang pria dapat membantu menurunkan risiko kanker prostat. 

Temuan ini dipublikasikan secara online dalam  American Cancer Society. Studi menunjukkan bahwa khitan dapat menghambat infeksi dan peradangan yang dapat menyebabkan keganasan kanker prostat.

Seperti diketahui, infeksi dapat menyebabkan kanker, dan penelitian menunjukkan bahwa infeksi menular seksual dapat berkontribusi pula pada perkembangan kanker prostat. Atas dasar itulah, maka sunat dianggap mampu melindungi seseorang dari perkembangan beberapa kasus kanker prostat.

Temuan tersebut, dipimpin oleh Jonathan L. Wright, MD seorang ilmuwan dari Hutchinson Center Public Health Sciences. Dalam risetnya, Wright dan rekan menganalisis informasi dari 3.399 laki-laki (1.754 dengan kanker prostat dan 1.645 tanpa kanker prostat).

Hasil menunjukkan bahwa pria yang telah disunat sebelum hubungan seksual pertama mereka, 15 persen lebih rendah untuk terserang kanker prostat ketimbang pria yang tidak di sunat. Secara khusus, pria yang disunat sebelum melakukan hubungan seksual pertama mereka, memiliki 12 persen penurunan risiko kanker prostat yang kurang agresif dan 18 persen penurunan risiko kanker prostat  yang lebih agresif.

Peneliti juga menjelaskan bahwa infeksi menular seksual dapat memicu kanker prostat yang disebabkan oleh peradangan kronis dan menciptakan lingkungan yang ramah bagi pertumbuhan sel kanker. Sementara pada pria yang di khitan, infeksi menular seksual dan kanker prostat dapat dicegah oleh ketangguhan kulup bagian dalam dengan membersihkan ruangan lembab di bawah kulup yang diketahui dapat membantu patogen bertahan hidup.

"Data ini sejalan dengan jalur infeksi atau peradangan yang mungkin memainkan peran penting dalam perkembangan kanker prostat pada beberapa pria," kata Dr Wright, yang juga asisten profesor urologi di University of Washington School of Medicine.

"Meskipun hanya observasional, data ini menunjukkan mekanisme biologis yang masuk akal di mana sunat mungkin mengurangi risiko kanker prostat. Tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan ini,"tambahnya.


keyword : sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern,khitan modern,klamp

Pengaruh Khitan atau Sunat Terhadap Kenikmatan Seksual


Keputusan untuk melakukan sunat mungkin masih menjadi pertimbangan bagi sebagian orang. Di negara-negara yang penduduknya mayoritas nonmuslim, keputusan untuk menyunat anak lelaki tidaklah mudah. Para orang tua yang tidak mempunyai keyakinan kuat berdasarkan budaya atau agama, mereka mungkin akan berpaling pada hasil penelitian dan riset yang melaporkan manfaat serta dampak prosedur sunat bagi kesehatan.

Sebagian orangtua yang peduli akan masalah kesehatan seksual biasanya akan berpikir, apakah dengan menkhitan atau tidak khitan dapat berdampak negatif pada kehidupan seksual anak lelaki mereka ketika dewasa nanti. Ini juga yang menjadi pertanyaan menarik bagi pria dewasa yang telah di sunat saat kanak-kanak, atau yang saat ini masih mempertimbangkan untuk disunat.

Yang jelas, pertanyaan apakah khitan akan memengaruhi kenikmatan seksual memang sulit untuk dijawab.  Di satu sisi, tidak mudah mencari kelompok untuk diperbandingkan. Dan kalau pun dapat dibandingkan, sulit untuk memisahkan mana di antara kelompok tersebut yang memilih prosedur sunat sebagai salah satu alasan untuk mendapatkan kepuasan atau kenikmatan seksual.

Di sisi lain, sulit pula untuk menjawab pertanyaan tanpa definisi yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan kenikmatan seksual. Jika kenikmatan seksual diartikan sebagai sensitivitas fisik, maka kita dapat mencari informasi dari riset atau penelitian yang mengkaji apakah sunat berpengaruh pada sensitivitas seksual dan sensitivitas fisik?  Tetapi berbagai riset hanya memberikan kita sebagian gambaran saja. Karena faktanya, sensitivitas fisik tidaklah sama dengan merasakan kepuasan atau kenikmatan seksual.

Sensitivitas fisik berkaitan dengan bagaimana tubuh (dengan gejala yang tampak dan dapat diamati) dalam merespon stimulasi eksternal.  Sedangkan kepuasan dan kenikmatan seksual berhubungan dengan cara tubuh secara subyektif dalam merasakan stimulasi. Kenikmatan seksual umumnya meliputi fisik, psikologis, emosional, dan kadang-kadang melibatkan pengalaman spiritual.

Banyak riset telah memberi wawasan,  tetapi pertanyaan tentang sunat dan kepuasan seksual belum sepenuhnya terjawab. Beberapa studi di bawah ini dapat menjadi gambaran untuk menilai seberapa besar pengaruh khitan pria terhadap kepuasan seksual pada pria yang disunat dan tidak disunat :

* Sebuah penelitian yang melibatkan ribuan pria di Uganda menunjukkan, mereka yang disunat ketika dewasa mengaku bahwa khitan modern tidak mempengaruhi kepuasan seksual atau menyebabkkan sakit selama atau setelah melakukan hubungan seksual.
  
* Sebuah sampel nasional probabilitas di Amerika Serikat yang menguji efek sunat dan seks menemukan, pria yang disunat mempunyai risiko lebih rendah untuk mengalami disfungsi seksual ketimbang mereka yang tidak disunat.

* Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh sebuah organisasi anti-sunat, (metode untuk perekrutan relawan tidak dijelaskan) mengindikasikan, sebanyak 61 persen pria yang disunat saat bayi dilaporkan mengalami penurunan sensasi seks seiring bertambahnya usia mereka.

* Survei yang dilakukan sebuah organisasi antisunat melibatkan 139 perempuan menemukan, kelompok wanita yang menyukai sunat pria mengaku bahwa pasangan yang belum di sunat lebih cenderung mengalami ejakulasi dini. Tetapi ketika semua pendapat perempuan diperhitungkan, data menunjukkan bahwa laki-laki yang di sunat lebih cenderung ejakulasi dini.
  
* Dalam studi lain, peneliti meminta tanggapan relawan wanita mengenai pasangan pria mereka. Temuan menunjukkan 71% wanita lebih menyukai pasangan yang sudah sunat ketimbang pria yang tidak disunat ketika harus terlibat dalam kegiatan seksual.

* Sebuah riset di Denmark menunjukkan, perempuan dengan pasangan yang telah disunat mengaku seringkali merasa tak puas secara seksual. Sementara dalam riset lainnya di Meksiko, sunat tampaknya tidak memberikan pengaruh dalam hal kepuasan seksual bagi pasangan.
  
* Dua artikel penelitian yang dipublikasikan pada edisi yang sama dalam The Journal of Urology mengukur tingkat kepuasan pria dewasa sebelum dan setelah sunat. Satu studi tidak menemukan penurunan tingkat kepuasan seksual ketika mereka disunat. Namun penelitian lain melaporkan penurunan yang signifikan dalam kepuasan ketika ereksi setelah disunat.

Jadi, apakah sunat akan membuat seks Anda lebih baik, lebih buruk, atau sama saja? Semua tentu tergantung dari Anda dan pasangan. Tetapi yang pasti, ada banyak faktor lain yang menentukan kepuasan seksual. Tingkat kepuasan seksual tidak sepenuhnya ditentukan oleh apakah pria telah disunat atau tidak.

Tak pengaruhi fungsi seksual pria
Dalam sebuah arsip konsultasi, Guru Besar dan Kepala Bagian Andrologi dan Seksologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS menjelaskan pengaruh tindakan sunat terhadap hubungan seksual. Pada dasarnya, kata Wimpie, pengaruh sunat tidak akan memengaruhi fungsi seksual seorang pria.

"Tidak ada hal ilmiah yang menunjukkan bahwa khitan atau tidak sunat berpengaruh terhadap fungsi seksual. Jadi, tidak sunat pun tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual," ungkap Wimpie. Pada tindakan sunat, kata Wimpie, yang dipotong adalah kulit penutup bagian kepala penis (preputium). Setelah dipotong, area itu kemudian akan dijahit kembali.

Dari sudut kesehatan, kata Wimpie, yang hal yang harus diperhatikan mengenai preputium, yaitu apakah preputium dapat dibuka atau ditarik ke belakang atau tidak. Kalau preputium dapat ditarik ke belakang sehingga bagian kepala penis kelihatan, keadaan ini dianggap sehat karena bagian kepala penis dan bagian dalam preputium dapat dibersihkan.

Namun sebaliknya, kalau preputium tidak dapat dibuka atau ditarik ke belakang, berarti bagian dalamnya dan bagian kepala penis tidak dapat dibersihkan. Dalam keadaan demikian, akan terjadi penumpukan bahan yang dikeluarkan oleh kelenjar, yang disebut smegma. Akibatnya, mudah terjadi infeksi. Dalam waktu lama, hal tersebut dapat menimbulkan kanker penis.


keyword : sunat, khitan, sunat anak, sunat modern, khitan anak, khitan modern, klamp

TIPS DAN KIAT PERAWATAN USAI KHITAN


Setelah seseorang dikhitan, biasanya akan membutuhkan waktu sekitar satu minggu sampai sepuluh hari agar bekas lukanya kering dan dapat menutup dengan sempurna. Sedangkan untuk dapat melakukan fungsi seksual dengan normal lagi butuh sekitar satu setengah bulan. Berikut ini tips perawatan pasca khitan dan apa saja yang harus dilakukan? 

1. Segeralah minum obat Analgesik
Segera setelah di khitan sebaiknya minumlah obat analgesik (penghilang nyeri) yang diberikan dokter untuk menghindarkan rasa sakit setelah obat anestesi lokal yang disuntikkan habis diserap tubuh. Umumnya obat anestesi mampu bertahan antara satu jam sampai satu setengah jam setelah disuntikkan. Diharapkan setelah obat bius tersebut habis masa kerjanya maka dapat tergantikan dengan obat Analgesik.
Minumlah obat antibiotik secara teratur (umumnya diberikan untuk 5-10 hari) agar tidak terjadi infeksi yang pada akhirnya akan menghambat penyembuhan luka khitan.

2. Jagalah daerah alat kelamin tetap bersih dan kering
Usahakan celana yang digunakan anak lebih longgar untuk menghindari gesekan. Apabila sudah kencing, bersihkan ujung lubang kencing secukupnya secara perlahan, usahakan jangan mengenai luka khitan. Biasanya bercak-bercak darah bekas khitan juga akan menumpuk dan tampak seperti “borok” yang dapat mengganggu kesehatan. Jadi, sering-seringlah membersihkan penis setelah di sunat. Caranya adalah dengan mengoleskan minyak habbatussauda (jinten hitam) dua kali sehari sehabis mandi. Penggunaan iodine atau rivanol untuk membersihkan luka menurut pengalaman kami kurang memuaskan hasilnya.
Jika sudah lebih dari 3 hari maka bekas luka khitan boleh dibersihkan dengan air hangat. Caranya masukkan kassa steril ke dalam air hangat lalu peraslah dan bersihkan secara perlahan “bekas darah” tersebut sampai terlepas.

3. Bengkak pada alat kelamin merupakan kejadian normal

Bekas suntikan obat anestesi/bius di pangkal penis (terutama bagian atas) terkadang dapat menimbulkan bengkak yang sebenarnya akan diserap sendiri oleh tubuh dan kempes dalam waktu 1-2 minggu. Jika dirasakan mengganggu boleh dibantu dengan cara mengkompresnya selama 5-10  menit dengan kassa yang dicelupkan air hangat, dapat dilakukan 2 kali dalam sehari. Perlakuan ini bisa dilakukan mulai 2 hari setelah berkhitan dan usahakan air tersebut tidak mengenai lukanya.

4. Mengatur Makanan
Sebenarnya tidak ada pantangan makanan tertentu yang khusus untuk pasien khitan. Ikan, telur dan daging bukan suatu “larangan  untuk dimakan” karena hal tersebut hanyalah “mitos” yang salah dan banyak berkembang di masyarakat. Sebaliknya kandungan vitamin dan protein yang terkandung dalam makanan tersebut diperlukan tubuh untuk membantu proses penyembuhan luka agar lebih cepat kering.
Ikan, telur dan daging hanyalah pantangan bagi mereka yang memang “alergi” terhadap makanan tersebut. Cirinya adalah setiap kali orang tersebut mengkonsumsi makanan tersebut maka menyebabkan reaksi alergi (gatal, bentol, dan lain-lain) dan hal tersebut sudah berlangsung lama semenjak lahir/kecil dan bukan pada saat proses khitan saja.
Adapun pedas, mie dan minuman bersoda atau softdrink sebaiknya memang dihindari karena dapat mengganggu kesehatan secara umum, misalnya menimbulkan gangguan pencernaan atau radang tenggorokan yang dapat menurunkan kesehatan pasien secara umum. Hal tersebut akan menghambat proses penyembuhan khitan karena konsentrasi kekebalan tubuh jadi terpecah untuk menyembuhkan luka sekaligus mengobati masalah kesehatan yang lain. Jadi ada baiknya selama masa penyembuhan kita tidak memakan makanan yang bisa merugikan kesehatan kita.

5. Tidak Perlu berlebihan
Biasanya orang yang terlalu khawatir akan penyembuhan luka pasca khitan menggunakan berbagai obat ataupun salep secara berlebihan. Hal ini justru sangat tidak dianjurkan karena bisa menjadi kotoran yang berdampak pada infeksi bila tidak rajin dibersihkan. Selama 4-5 hari  setelah khitan sebaiknya mandi dengan cara dilap tubuhnya. Setelah waktu itu jika luka sunat sudah kering maka diperbolehkan mandi dengan air seperti biasanya.Gunakanlah sabun secukupnya dan tidak berlebihan agar tidak menyebabkan perih apabila mengenai bekas luka khitan.
Berbagai cara modern yang dilakukan sekarang untuk proses khitan seperti sunat laser ternyata bisa berakibat pada luka yang tidak menutup sempurna. Sampai sekarang proses khitan metode konvensional yang klasik cukup baik disamping juga sunat klamp. (baca tulisan saya : Mengenal 7 metode khitan/sunat (sirkumsisi).

6. Usahakan tidak bergerak terlalu aktif
Istirahat untuk beberapa hari sangat diperlukan untuk menghindari bengkak (oedem) yang berlebihan. Kalau memang harus berjalan, tidak apa-apa seperlunya. Yang penting jangan melakukan aktifitas yang berlebihan seperti melompat-lompat atau berlari-lari. Hubungan seksual juga sebaiknya ditahan sampai penisnya sembuh total. Jadi, buat Kamu yang melakukan khitan di usia dewasa maka harus puasa dulu selama satu setengah bulan.

keyword: sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern, khitan modern, klamp

Manfaat Sunat Jauh Lebih Besar dari Resikonya


Khitan atau operasi pengangkatan kulit penis merupakan prosedur medis yang biasa dilakukan pada anak-anak atau remaja muslim. Namun, dalam dunia medis, sunat ini masih dianggap kontroversial meski banyak yang sudah membuktikan manfaatnya bagi kesehatan.


Salah satu organisasi dokter anak terkemuka didunia yaitu American Academy of Pediatrics pun menyatakan bahwa manfaat khitan itu jauh lebih besar dari pada resikonya. AAP pun meluncurkan pedoman baru terkait prosedur ini untuk mendukung dan mempromosikan manfaat kesehatan dari khitan (sunat).


“Topik tentang prosedur ini mungkin menyentuh isu-isu sensitif seperti budaya, agama, etnis, tradisi keluarga hingga estetika namun kami tidak mendukung isu tertentu dalam merekomendasikan prosedur ini, kata Dr. Andrew Freedman, anggota AAP.


Prosedur khitan pada bayi laki-laki telah menurun drastis sebesar 80% pada tahun 1970-an menjadi 55% pada tahun 2010. Padahal sebuah studi terbaru memperingatkan bahwa rendahnya jumlah bayi laki-laki yang di khitan dapat menyebabkan tingginya jumlah infeksi menular seksual yang terjadi di AS. Dalam 20 tahun lebih ini, infeksi telah menghabiskan biaya pengobatan hingga mencapai miliyaran dolar AS.


Namun penentang khitan juga bersikeras prosedur ini sebenarnya tidak diperlukan dan dapat mengurangi sensasi seksual pria. Lagipula prosedur ini menghabiskan biaya antara 150-300 dollar AS dikawasan Los Angles saja, ungkap Freedman yang juga merupakan direktur urologi pediatrik di Cedars-Sinai Medical Center, LA.


Bagi sebagian orang, biaya adalah isu sensitif, apalagi sejak 18 negara AS menolak untuk menanggung biaya prosedur itu dibawah program Medicaid bagi orang-orang dari kalangan menengah ke bawah.


“Pedoman baru yang diluncurkan secara online mulai 27 Agustus 2012 dan akan dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics pada bulan September itu menawarkan bukti-bukti kuat tentang manfaat khitan, terutama  dalam rangka mencegah penyebaran virus HIV, “terang Freedman seperti dilansir dari healthfinder,selasa (28/8/2012).


Pedoman baru ini juga mengungkapkan bahwa prosedur khitan dapat menurunkan resiko infeksi saluran kemih pada bayi, herpes kelamin, human papilloma virus (HPV), kanker serviks pada wanita dan kanker penis.


Meski begitu, posedur prosedur ini juga tidak luput dari resiko seperti pendarahan yang ditemukan pada satu dari 500 anak laki-laki. Sedangkan hilangnya sensasi seksual saat menginjak usia dewasa akibatnya hilangnya saraf dibagian kulit penis pada kenyataannya tidak terbukti.


“Banyak orang khawatir mereka tidak akan bahagia jika kekurangan sensasi seksual, salah satunya akibat prosedur ini, tapi jutaan pria yang menjalani prosedur ini terbukti dapat menjalani kehidupan pernikahan yang sangat bahagia,”ujar Freedman.

Namun AAP menekankan bahwa keputusan untuk mengkhitan anak hanya terletak pada orangtua sendiri. Tentunya setelah mempertimbangkan saran dokter serta pilihan dan kepercayaan orangtua masing-masing.


keyword : sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern, khitan modern, sunat klamp
sumber: www.rumahsunatan.com

www.khitandewasa.com

Sunat Pada Saat Dewasa? Mungkinkah? Bagaimana?


Khitan pada laki-laki adalah memotong kulit yang paling ujung dari kemaluan laki-laki atau yang disebut juga dengan kulup. Pada umumnya, sunat dilakukan ketika masih anak-anak bahkan sebagian orang tua mengkhitankan anak kali-lakinya ketika masih bayi. Namun bagaimana jika seorang laki-laki belum di sunat hingga dewasa, mungkinkah dilakukan? Jawabannya tentu saja bisa selama tidak ada hal-hal yang membahayakan keselamatan seperti menderita hemofilia. Pada dasarnya cara sunat untuk pria dewasa sama seperti  sunat  pada anak-anak, namun ada beberapa perlakuan yang sedikit berbeda pada sunat dewasa.

Pada sunat dewasa, sebaiknya pasien sunat memilih dokter bedah supaya lebih aman dan steril karena khitan termasuk operasi kecil yang memungkinkan terjadi infeksi. Selain itu karena pembuluh darah pada kemaluan sudah besar maka dikhawatirkan terjadi pendarahan, sehingga lebih baik ditangani oleh dokter yang berpengalaman. Saat ini ada beberapa cara khitan yang bisa dipilih oleh pasien sunat, diantaranya adalah cara konvensional, laser, dan klamp. Namun cara yang lebih dianjurkan adalah menggunakan electric couter karena lebih pada metode ini pembuluh darah akan ditutup sehingga meminimalisir pendarahan

Pada sunat dewasa, sebelum proses sunat dilakukan pasien sunat harus dipastikan tidak menderita hemofilia atau pun hipospadia yaitu lubang kencing berada di bagian bawah penis. Selain itu perlu juga dilakukan tes pembekuan darah dilaboratorium untuk mengetahui kecepatan pembekuan darah. Mencukur bulu kemaluan juga diperlukan untuk menghindari terjadinya infeksi. Setelah selesai disunat, pasien sunat hendaknya tidak memakai celana yang langsung bersentuhan dengan kemaluan karena akan terasa sakit. Masa pemulihan sunat dewasa memang relatif lebih lama karena luka lebih besar. Namun ada cara tradisional untuk membantu mempercepat pemulihannya, yaitu dengan menggunakan daun sirih. Sebelumnya daun sirih dilemaskan dulu dengan cara mengukus atau merebusnya sebentar, setelah dingin baru dibalutkan pada luka bekas sunat. Selain mengandung minyak atsiri, daun sirih juga berfungsi sebagai antiseptik alami.


keyword : sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern, khitan modern, klamp

Metode Khitan atau Sunat pada Wanita


Banyak di antara wanita yang masih belum memahami bagaimanakah khitan wanita atau sunat wanita yang benar. Mengenai masalah hukum khitan atau sunat bagi wanita sudah kerap kali dibahas dalam bahasan fikih. Yang jelas, hukum yang lebih tepat adalah sunnah, bukan wajib. Mengenai bagaimanakah metode yang benar dalam khitan wanita akan dibahas oleh dr. Raehanul Bahraen berikut ini. Beliau pun akan menjelaskan beberapa metode yang keliru dalam proses khitan atau sunat.

Bagian yang Di khitan

Bagian yang di sunat atau di khitan adalah klitoral hood (kulit penutup klitoris).
 
Apa itu Klitoral Hood? 
Sebagaimana disebutkan dalam Wikipedia “Klitoral hood atau disebut juga preputium clitoridis and clitoral prepuce adalah lipatan kulit yang mengelilingi dan melindungi clitoral glans (batang klitoris). Berkembang sebagai bagian dari labia  (bibir)minora dan merupakan homolog dari kulup penis (biasa disebut preputium) pada  kelamin laki-laki.”
 
Pengertian dari kamus kedokteran Dorland, “Lipatan yang terbentuk oleh penyatuan labia minora anterior (depan) dan bersatu dengan glans klitoris". Jadi klitoris terdiri dari glans (batang) klitoris atau yang dikenal oleh orang awam dengan “klitoris” saja dan klitolral hood yang merupakan kulit pembungkusnya.

Alasan Secara Anatomi Kedokteran
Telah dijelaskan bahwa klitoral hood adalah homolog dari kulup penis /preputium. Homolog merupakan istilah bahwa keduanya adalah organ awal yang sama ketika tahap embriologi. Dalam perkembangannya embrio organ genital berkembang sesuai dengan jenis kelaminnya. Pada laki-laki yang di sunat adalah kulup penis maka pada wanita juga demikian.


Sedangkan klitoris merupakan homolog dari penis. Hanya saja penis pada laki-laki berkembang terisi dengan bulbus cavernosus dan bulbus spongiosum serta pembuluh darah. Jika memotong klitoris maka sebagaimana memotong penis pada laki-laki.


Sebagaimana ma’ruf dalam syariat  bahwa hukum asal perintah bagi laki-laki sama dengan wanita sampai ada dalil yang memalingkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنما النساء شقائق الرجال
“Wanita itu saudara kandung laki-laki.” (HR. Abu Daud 236, Tirmidzi 113, Ahmad 6: 256 dengan sanad hasan).



keyword : sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern, khitan modern, sunat laser, sunat klamp

Berbagai Penelitian Medis Tentang Khitan/Sunat


Berbagai penelitian tentang sunat/khitan telah dilakukan oleh para ahli kesehatan, penelitian tentang sunat tersebut bertujuan untuk menguak lebih banyak informasi mengenai pengaruh sunat/khitan terhadap kesehatan tubuh dan untuk memperoleh data mengenai manfaat dan resiko sunat. Beberapa penelitian khitanan, diantaranya:
  • Peneltian tentang kulup dari penis. Penelitian ini dilakukan oleh seorang ilmuwan ternama di Australia, dari penelitian khitanan yang dilakukannya terdapat satu penemuan medis bahwasanya kulup dari penis menyimpan reseptor yang dapat menjadi perantara berbagai penyakit kelamin, infeksi kelamin dan AIDS. Oleh karena itu, dengan sunat (memotong kulup pada bagian atas penis), seorang laki-laki akan terjaga kesehatannya dan akan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya yang mematikan.
  • Penelitian tentang pengaruh sunat terhadap seksualitas. Beberapa ilmuwan dari berbagai negara telah melakukan survei untuk memperoleh informasi tentang besarnya pengaruh sunat terhadap seksualitas laki-laki. Dari hasil penelitian khitanan tersebut disimpulkan bahwa pria yang tidak dikhitan kemampuan ereksinya akan lebih rendah dibandingkan pria yang dikhitan, selain itu pria yang dikhitan berpeluang besar untuk terhindar dari ejakulasi dini.
  • Penelitian tentang pengaruh sunat terhadap pasangan wanita. Penelitian tentang sunat ini dilakukan oleh seorang ilmuwan di Amerika Serikat, dari beberapa data yang didapatkannya diperoleh hasil bahwasanya pengaruh sunat terhadap wanita cukup besar, diantaranya:
  1. Pria yang disunat dapat memberikan kenikmatan berhubungan seksualitas lebih besar terhadap wanita. Sehingga banyak wanita yang memilih berpasangan dengan pria yang telah disunat.
  2. Khitanan dapat mencegah terjadinya berbagai penularan penyakit kelamin dan kanker serviks pada wanita. Dengan dilakukannya sunat maka tidak akan terjadi penimbunan kotoran pada penis (karena timbunan kotoran inilah yang menyebabkan berbagai infeksi kelamin, penyakit kelamin dan kanker serviks).
  3. Pria yang disunat memiliki peluang yang lebih besar daripada pria yang tidak disunat terhadap berhasilnya proses awal kehamilan, karena dengan dilakukannya sunat maka sperma akan mengalir dengan lancar ke rahim wanita.
  • Pengaruh sunat terhadap saluran kencing pria. Beberapa dokter kelamin di Amerika Serikat memperoleh data bahwa sunat dapat memperlancar saluran kencing pada pria. Sehingga kesehatan pria dapat lebih terjaga.
  • Pengaruh khitanan terhadap psikologis pria. Penelitian khitanan ini dilakukan oleh  seorang psikolog, dari data survey dapat disimpulkan bahwa apabila sunat dilakukan sesuai dengan ketentuan medis maka sunat tidak akan memberikan efek negatif terhadap psikologis pria. Namun, apabila khitanan yang dilakukan secara kasar atau tidak sesuai ketentuan medis maka akan menimbulkan trauma ataupun gangguan psikologis pada pria yang disunat tersebut.
  •  
keyword : sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern, khitan modern, klamp
sumber : www.rumahsunatan.com
www.khitandewasa.com

Beda Pria Disunat dan Tak Disunat


Menurut Dr Patti Britton, PhD, direktur Sexuality Certificate Track di  Chicago School of Professional Psychology/Westwood, sunat memberikan keuntungan khusus bagi Anda maupun pasangan Anda. Pertama, si dia tak perlu repot lagi membersihkan kulit penutup bagian kepala penisnya (preputium, atau lebih dikenal dengan sebutan kulup). Kepraktisan ini tak dimiliki oleh pria yang tidak disunat, karena ia butuh upaya ekstra untuk menarik kulit tersebut dan membersihkan bagian yang tertutup sebelumnya.

Membersihkan area kepala penis (yang tertutup kulup) memang diperlukan untuk menghindari aroma tak sedap atau pengaruh yang lebih serius dari penumpukan bahan yang dikeluarkan oleh kelenjar (smegma). Dengan sendirinya, lebih sedikit bakteri atau kuman yang bisa berpindah ke tubuh Anda dan memengaruhi kesehatan Anda.

Kedua, sebagian perempuan memilih pria yang sudah disunat karena penetrasi yang terjadi akan mengurangi gesekan yang kurang nyaman di dalam vagina. Begitu terjadi penetrasi, kepala penis yang sudah disunat lebih mudah masuk dan keluar untuk menciptakan rasa nyaman untuk Anda maupun pasangan Anda.

Sedangkan bila Anda memiliki pasangan yang belum disunat, seks yang lebih aman harus lebih diperhatikan. Pria dengan penis yang masih tertutup kulup kadang-kadang mengalami kesulitan menemukan kondom yang pas, atau memastikan kondom tetap terpasang selama penetrasi terjadi. Hal tersebut bisa menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi perempuan, dan dengan sendirinya mengacaukan aktivitas seks tersebut.

Penis yang belum disunat juga memiliki aroma atau rasa yang berbeda. Aroma di area genital memang normal, tetapi jika terlalu kuat, kemungkinan besar penis pasangan kurang terjaga kebersihannya. Higienitas yang kurang juga bisa menyebabkan infeksi di bawah kulup, yang gejalanya bisa berupa iritasi, kemerahan, aroma tak sedap, dan gejala tak normal lainnya.

Meskipun begitu, bila selalu dijaga kebersihannya, penis yang belum disunat juga memberikan sensasi tersendiri. Lapisan tipis dari preputium tersebut sangat sensitif. Ketika mengalami ereksi, kulit tertarik sendiri ke porosnya, menampakkan kepala penis sehingga terlihat sama dengan penis yang sudah disunat. Selama intercourse, seks oral, dan masturbasi, kulit yang tertarik tersebut bisa bertindak sebagai pelumas. Ketika penis mendorong masuk, ia akan menciptakan gesekan ekstra yang bisa saja menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi perempuan yang menyukainya.

Pada akhirnya, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk saat berhubungan seks dengan pria yang disunat atau tak disunat. Semuanya kembali pada selera masing-masing perempuan. Perempuan yang memiliki pasangan yang tak disunat pun bisa menikmatinya.

keyword : sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern, khitan modern, klamp

Tak Bersunat Meningkatkan Resiko Kanker Penis


Sunat dikatakan dapat membantu mengurangi risiko seperti penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu. Sunat juga mengurangi risiko terkena kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat berisiko terkena kanker penis.

Demikian diungkap Urolog Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rachmat B Santoso saat dihubungi melalui telepon, Jumat (15/5). “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak cirkumsisi (sunat),” kata Rachmat. Laki-laki yang juga berisiko adalah mereka yang pernah menderita herpes genitalis. Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.

Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.

Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.

Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.

Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.


keyword : sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern, khitan modern, klamp
Sumber: www.rumahsunatan.com

Sunat Bisa Mengurangi Resiko AIDS


Studi terbaru dilakukan antara tahun 2007 dan 2010 di kota provinsi Orange Farm yang sudah melakukan 20.000 prosedur sirkumisisi atau sunat terutama pada kelompok usia 15-24 tahun yang merupakan kelompok paling aktif secara seksual.

Dalam forum AIDS internasional yang berlangsung di Roma, Italia, pekan ini, para ahli memaparkan tiga bukti ilmiah terbaru manfaat sunat untuk mencegah infeksi HIV. Manfaat dari sunat tersebut sebagai berikut:

1. Merasa lebih bergairah secara seksual. Pria yang disunat mengaku mereka lebih bergairah secara seksual. Hal ini terungkap dalam penelitian terhadap 316 pria berusia rata-rata 22 tahun yang menjalani prosedur sunat antara Februari dan September 2009. Setahun setelah operasi, 220 pria mengatakan mereka aktif secara seksual dan seperempatnya menggunakan kondom saat berhubungan seks. Sekitar 87,7 % menjawab tidak ada kesulitan dalam mencapai orgasme setelah disunat dan 92,3 % mengaku lebih bergairah

2. Tetap bisa melakukan seks yang aman. Pria yang baru disunat merasa mereka tak berbeda dengan pria yang tidak disunat dalam mempraktikkan seks yang aman. Kesimpulan itu merupakan hasil wawancara dengan 2.207 pria di Kenya, enam bulan pascaoperasi. Hal tersebut menjawab ketakutan para ahli bahwa pria yang disunat akan menolak melindungi dirinya dari infeksi HIV.

Namun, menurut Peraih Nobel tahun 2008, Francoise Barre-Sinoussi, yang menemukan HIV sebagai penyebab AIDS, rasa percaya diri yang berlebihan pada pria yang sudah disunat perlu dikhawatirkan. Karena tidak ada yang bisa menjamin perlindungan sampai 100 %, bahkan vaksin sekalipun. Berhentilah berpikir satu upaya perlindungan sudah cukup. Prosedur sunat adalah bagian dari upaya perlindungan diri selain juga pemakaian kondom, tambah Francoise.

Manfaat perlindungan dari sunat tidak ditemui pada perempuan yang melakukan hubungan seks dengan pria yang terinfeksi HIV. Hal yang sama juga berlaku pada pria homoseksual yang melakukan hubungan seks dengan orang dengan HIV AIDS.


keyword: sunat, khitan, sunat anak, khitan anak, sunat modern, khitan modern, klamp

Penyebab & Penanganan Mikro Penis


Spesialis endokrin anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Aman B Pulungan, berpendapat, mikropenis lebih disebabkan faktor hormonal sejak anak masih dalam kandungan. Dalam berbagai studi mengenai kasus tersebut diketahui adanya zat kimia yang mengganggu atau mengubah fungsi endokrin yang disebut endocrine disrupter chemicals (EDC). Zat pengganggu itu dapat menghambat kerja androgen, terutama mengganggu substansi yang bertanggung jawab dalam pembentukan organ seksual dan perkembangan karakteristik sekunder laki-laki. EDC tersebut, antara lain, adalah sejumlah zat yang terdapat dalam pestisida kimia, misalnya diklorodifeniltrikloroetan (DDT). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melarang sejumlah formulasi pestisida karena berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan.
DDT termasuk bahan aktif yang dilarang.
Zat pengganggu tersebut, sebagai komponen, dapat berinteraksi dengan estrogen ataupun androgen reseptor serta sebagai antagonis (lawan hormon endogen). Bukti-bukti ilmiah yang ada juga menunjukkan zat pengganggu memodulasi aktivitas atau ekspresi dari enzim steroidegenik. EDC juga berakibat terhadap kelainan dan perkembangan organ seksual. Gangguan itu terjadi sejak dalam kandungan. Aman mencontohkan, sebuah studi di China pernah mencatat adanya kasus mikropenis pada bayi-bayi yang dilahirkan di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu. Ternyata setelah diteliti, fenomena tersebut terkait dengan kandungan zat kimia (dalam kasus itu pestisida) yang masuk ke dalam tubuh.

Ukuran yang pas Orangtua dapat khawatir anaknya mikropenis jika penis tampak kecil, kelihatan kulupnya saja, atau penis seperti menyatu dengan kantong zakar sehingga sulit terlihat. Kondisi tersebut ada sejak lahir. ”Untuk ketepatan diagnosis, ukuran penis harus dipastikan dengan teknik pengukuran yang benar,” ujar Aman, yang juga Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Dia mencontohkan, panjang penis bayi baru lahir pada  kondisi rileks umumnya 3,1-4,7 cm, anak umur 1 tahun 3,9-5,6 cm, dan anak umur 6 tahun 5,2-7  cm. Kekurangan 2,5 cm dari rentang ukuran normal masih  tidak perlu dikhawatirkan. Penis yang kurang dari ukuran normal itu disebut penis kecil dan belum perlu terapi hormon. Namun, jika kekurangannya 2,5 cm lebih dari rentang ukuran normal, anak dapat disebut mikropenis sehingga perlu diterapi.

Mikropenis dan kesuburan merupakan hal yang berbeda.  Masalah kesuburan lebih terkait dengan testis (zakar). Belum tentu pemilik mikropenis tidak subur. Hanya saja, seorang anak mikropenis dengan zakar tidak turun sangat berisiko terganggu kesuburannya. Ada kalanya kasus mikropenis diikuti dengan zakar kecil, zakar tidak turun, atau lubang kencing tidak pada  tempatnya (hypospadia).

Bisa ditangani Orangtua tidak perlu panik atau khawatir. Aman mengatakan, kasus mikropenis dapat ditangani. Sebaliknya, jika tidak ditangani, anak berisiko tetap mikropenis. Kelainan sebaiknya dideteksi dan diatasi sedari dini sehingga segera diterapi. Bahkan, terapi dapat dimulai sejak bayi. ”Sebaiknya, terapi jangan melewati usia pubertas atau masa pertumbuhan (14 tahun),” ujar President Elect Asia Pacific Paediatric Endocrine Society tersebut. Penanganan akan sangat sulit dan efek samping harus dinilai hati-hati.
Dalam terapi, spesialis endokrin anak memberikan hormon testosteron dalam dosis disesuaikan dengan kebutuhan anak. Terapi diberikan 4 kali setiap 3-4 minggu dengan total hanya 4 kali suntikan. Efek samping ringan yang dapat muncul, antara lain, adalah sering ereksi. Ada pula efek samping seperti memacu penutupan lempeng tulang (menghambat pertumbuhan) dan memacu pubertas jika dosis berlebihan, walaupun kasus demikian jarang terjadi. Dengan terapi, penis si kecil pun akan bisa tumbuh dengan baik.

keyword: sunat, khitan, sunat anak,khitan anak, sunat modern, khitan modern, klamp


Hasil Penelitian dan Saran dari UNAIDS Mengenai Pengaruh Sunat Terhadap HIV


Pada akhir tahun 2006, sebanyak 39.5 juta orang menderita HIV dan 4.3 juta orang merupakan penderita baru pada tahun tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasi masalah tersebut dan butuh suatu teknologi untuk menekan jumlah orang yang terinfeksi. Khitan pada pria adalah salah satu metode yang potensial untuk menekan angka infeksi.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria yang di sunat memiliki tingkat resiko yang lebih rendah untuk terinfeksi HIV dibanding pria yang tidak di sunat. Pada 13 Desember 2006, UNAIDS mengkonfirmasikan sebuah hasil penelitian di Uganda sedikitnya 53% pria yang disunat, 51% nya terhindar dari HIV. Begitu juga yang terjadi di Afrika Selatan dimana jumlah yang terinfeksi HIV menurun 60%. Oleh sebab itu WHOdan UNAIDS melakukan konsultasi internasional untuk membahas dan memberi hasil dari hasil penelitian tersebut. Rencananya akan menjadi referensi untuk mengatasi masalah HIV.

Kesimpulan:
1. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pria yang disunat secara umum menurunkan resiko terinfeksi HIV dari hubungan seksual sebesar 60%.
2. Pria yang disunat tidak menjamin terlindungi secara total dari infeksi HIV.
3. Perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi pengenai pentingnya disunat.
4. Kultur dan budaya cukup mempengaruhi seseorang akan disunat.
5. Pemerintah harus mendukung upaya sunat dilakukan demi mengurangi angka resiko terinfeksi HIV.
6. Banyak keunggulan atau manfaat berupa kesehatan sosial yang akan diperoleh dari proses sunat.
7. Perlu memperbanyak tempat konsultasi atau klinik yang melayani sunat
8. Sunat juga memberi efek yang baik bagi pasangan untuk terhindar dari kanker servik dan HIV.

Saran:
1. Sunat modern pada pria harus diakui sebaga metode paling efektif untuk megurangi resiko terinfeksi HIV.
2. Promosi dan sosialisai harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
3. Sunat jangan dianggap sebagai solusi mengatasi HIV tapi sebagai metode untuk mengurangi angka terinfeksi HIV.
4. Pemerintah harus mendukung promosi dan sosialisasi mengenai pentingnya sunat.
5. Organisasi di dunia merupakan partner untu sosialisasi tersebut.
6. Dibutuhkan suatu klinik sunat atau tempat untuk konsultasi yang dapat menjelaskan sunat tersebut.
7. Perlu dilakukan sejumlah evaluasi mendalam untuk memantau seberapa besar pengaruh sunat di berbagai negara.